Kebaikan adalah tentang memberi... Zaman sekarang memang sulit sekali mencari orang baik yang benar-benar tulus. Tapi, sebenarnya kamu tidak bisa mengharapkan orang lain untuk berbuat baik padamu jika kamu sendiri tidak berbuat baik. Makanya, sebaiknya kamu memulai kebaikan itu dari dirimu sendiri adalah 10 quotes tentang kebaikan yang bisa bikin kamu jadi sosok yang lebih baik lagi. Kalau kamu tidak bisa menemukan orang baik di sekitarmu, jadilah orang baik Jadilah alasan orang lain Times / Sukma Shakti Tidak perlu muluk, membuat orang lain tersenyum adalah tanda bahwa kamu sudah mengekspresikan kebaikan. Terkadang, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya itu alasan orang lain merasa sedih. Jangan sampai kamu merasa seperti Jangan memilih kepada siapa kamu berbuat Times / Sukma Shakti Hanya karena kamu disakiti, tidak berarti kamu bisa melakukan hal yang sama dengan orang lain. Penderitaanmu tidak harus dirasakan oleh orang lain juga. Kamu harus tetap jadi orang dengan pemikiran terbuka yang tidak membuat orang lain terlibat dalam masalah hanya karena kamu suffer dengan Selalu ada kesempatan untuk berbuat Times / Sukma Shakti Hanya saja sering kali orang melewatkannya. Jika kamu merasa kamu bisa melakukan kebaikan itu, jangan tunda untuk melakukannya dan melakukan banyak negosiasi di pikiranmu sendiri. Lakukan saja dulu, setelah melakukannya kamu pasti akan merasa puas. Sedangkan saat melewatkannya, kamu akan merasa Tidak ada kebaikan yang Times / Sukma Shakti Jangan memiliki pikiran bahwa berbuat baik akan membuat dirimu sendiri rugi. Kamu salah. Justru kamulah yang diuntungkan karena kamu sedang menabung kebaikan untuk dirimu sendiri di masa depan. Tidak ada kebaikan yang Kebaikan itu bukan kelemahan, tapi Times / Sukma Shakti Banyak orang tidak mau berbuat baik karena tidak mau dianggap lemah. Padahal justru kebaikanlah letak kekuatan itu. Orang yang tidak bisa berbuat baik adalah orang yang tidak cukup kuat untuk mendahulukan orang lain. Orang tersebut terlalu memikirkan dirinya sendiri sehingga tidak memedulikan dirinya sendiri. Baca Juga Layakkah Anda Jadi Pemimpin? 5 Tanda Ini Jawabannya6. Selain namamu, yang membekas di hati orang lain adalah Times / Sukma Shakti Kalau kamu baik, bukan hanya kamu diingat oleh orang lain, tapi juga perbuatanmu itu tidak akan mati. Semua orang yang mengenalmu pasti tidak akan menyesal pernah berurusan Kebaikan bisa mengubah Times / Sukma Shakti Mengubah kemarahan menjadi pertemanan, mengubah hubungan yang renggang, dan mengubah apa saja yang membuat hubunganmu jadi hubungan yang menyenangkan dengan orang lain. Tidak punya musuh itu membuatmu nyaman dan Tersenyum adalah bentuk kebaikan paling Times / Sukma Shakti Dengan senyuman saja, kamu bisa membuat orang asing jadi tidak asing lagi. Orang akan tahu bagaimana kepribadianmu dari murah atau mahalnya kamu tersenyum. Tidak akan ada orang yang tertarik membangun relasi pada orang yang jarang sekali Semua agama pasti mengajarkan Times / Sukma Shakti Makanya saat kamu melakukan sebaliknya, kamu harus mempertanyakan apa agamamu Kebaikan adalah tentang Times / Sukma Shakti Ketika kamu ingin jadi orang yang baik, maka otomatis kamu tidak akan mementingkan dirimu sendiri dan menjauhi kesombongan. Kebaikan adalah tentang memberi. Bukan menuntut apalagi yang kamu lakukan haruslah terpancar tulus dari hatimu, bukan karena kamu ingin mencari perhatian orang lain atau karena kamu memiliki tujuan tertentu. Percayalah, jika kamu melakukan hal yang baik, maka kebaikan itu akan datang kembali pada dirimu juga 7 Alasan Logis Kenapa Terlalu Baik Justru Bisa Hancurkan Hidupm
Sehinggakita harus yakin bahwa Allah akan selalu mengawasi kita di mana saja kita berada. (Luqman berkata) : "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui" (QS. Jika seseorang memberikan kebaikan kepada orang lain, maka kebaikan itu akan kembali kepadanya. Siapa saja yang memberi, maka suatu saat juga akan mendapatkan. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak pernah memberi sesuatu miliknya maka juga tidak akan mendapatkan dari orang lain. Kebaikan yang diterima seseorang pada hakekatnya adalah miliknya sendiri. Memberi dan sekaligus menerima sebagaimana yang dimaksudkan itu tidak selalu terjadi antar dua orang yang sama. Pengembalian itu bisa terjadi dari orang lain atau bukan berasal dari orang yang semula diberi. Dalam konteks ini yang terjadi bukan tukar menukar atau saling memberi dan menerima. Tetapi, perolehan kembali bisa berasal dari orang yang berbeda. Mempercayai pandangan tersebut maka menjadikan orang terdorong atau termotivasi selalu memberi atau melakukan kebaikan kepada siapapun. Kebaikan yang diberikan kepada orang lain tidak akan hilang, sebaliknya justru akan bertambah. Orang yang suka memberi kebaikan akan dikenal oleh banyak orang. Sillaturrahminya akan semakin luas. Berawal dari sillaturrahmi itu, maka rizki akan datang tanpa diketahui atau diperhitungkan sebelumnya. Sebaliknya, orang yang suka menahan harta dan kebaikannya, maka ruang hidupnya juga akan terbatas. Keterbatasan itu akan mengakibatkan peluang untuk mendapatkan sesuatu juga terbatas. Itulah sebabnya, Islam menganjurkan kepada umatnya agar berinfaq, bersedekah, berzakat, dan lain-lain. Orang yang suka memberikan hartanya kepada orang lain ternyata tidak akan menjadi miskin. Tidak pernah ditemui orang menjadi miskin yang disebabkan oleh karena mengeluarkan hartanya untuk disedekahkan. Demikian pula, kebaikan hati yang diberikan kepada orang lain tidak pernah sia-sia terhadap dirinya. Kebaikan serupa dan bahkan lebih, pada saatnya akan diterima kembali. Maka muncul nasehat moral yang sudah dikenal luas, berbunyi sebagai berikut ' berbuat baiklah kepada orang lain, agar orang lain juga berbuat baik kepadamu'. Selain itu juga terdapat ajaran yang sedemikian indah, yaitu bahwa, siapa saja yang mau menolong penduduk bumi, maka yang bersangkutan akan ditolong oleh Dzat Yang ada di langit. Dengan menggunakan logika tersebut, maka oleh banyak orang kehidupan ini diumpamakan seperti bercermin. Jika kita tampil di depan cermin dengan sempurna, maka diri kita yang tampak di cermin adalah juga kesempurnaan. Sebaliknya, jika kita sedang marah, cemberut, dan berwajah masam kemudian bercermin, maka wajah yang kelihatan juga persis yang kita tampakkan itu. Itulah sebabnya, jika kita ingin mendapatkan sesuatu maka harus memberikan sesuatu kepada orang lain. Dalam kehidupan ini apa yang kita berikan sebenarnya juga yang akan kita peroleh. Oleh karena itu, jika kita tidak memberi, maka juga tidak akan menerima. Wallahu a'lam Ya sebab Allah tidak membutuhkan amalan-amalan baik tersebut. Yang membutuhkannya adalah diri kita sendiri. Misal, kita berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, kebaikannya akan kembali kepada diri kita sendiri, keutamaan yang kita dapatkan akan kembali kepada diri kita, bukan kepada Allah apalagi sesama manusia. Oleh NUR FARIDAHOLEH NUR FARIDAH Manusia bukan makhluk super dan sempurna yang bisa segala-galanya. Kesempurnaan hanya milik Allah. Sering kali kita tidak tahu apa yang ada di balik peristiwa yang kita alami dalam kehidupan, terutama yang kita anggap atau rasa buruk dan menyakitkan. Allah menegaskan bahwa segala yang terjadi pada diri manusia sesungguhnya adalah ulah manusia itu sendiri. Allah berfirman, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” QS asy-Syura [42] 30. Allah bukan Tuhan yang jahat dan tidak akan menjahati atau menzalimi manusia. Manusia itu sendiri yang menjahati atau menzalimi diri sendiri. Hal ini ditegaskan Allah, “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.” QS Yunus [10] 44. Oleh karena itu, ketika kita ditimpa hal-hal yang kita anggap buruk, kita tak perlu langsung menyalahkan siapa pun atau hal-hal di luar kita. Kita mesti segera melihat ke dalam diri kita sendiri, mengingat-ingat apa yang telah kita lakukan di waktu sebelumnya. Barangkali ada keburukan yang kita lakukan, baik kita sadari maupun tidak. Bisa jadi apa yang kita alami saat ini adalah imbas atau hukuman balik sesuai dengan sunatullah yang kita terima. Allah berfirman, “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.” QS al-Isra’ [17] 7. Artinya, kebaikan yang kita lakukan efek baiknya akan kembali kepada kita. Begitu pun sebaliknya, keburukan yang kita lakukan efek buruknya juga akan kembali kepada kita sendiri. Di ayat lain, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.” QS ar-Rahman [55] 60. Dalam kitab Tafsir al-Jalalain karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli disebutkan, Allah menegaskan bahwa jika kita berbuat baik dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah, berarti kita telah berbuat baik bagi diri kalian sendiri karena sesungguhnya pahala kebaikan itu untuk diri kita sendiri. Sebaliknya, jika kita berbuat jahat dengan menimbulkan kerusakan, kejahatan itu akan berbalik kepada diri kita sendiri sebagai pembalasan atas kejahatan kita sebelumnya. Kebaikan hanya bisa didapatkan dengan kebaikan. Makin banyak kita berbuat baik, makin banyak pula kebaikan yang kita dapatkan. Begitulah sunatullah atau hukum yang telah ditetapkan Allah bagi makhluk-Nya. Kebaikan yang balasannya tak hanya di dunia secara langsung, yang bisa jadi dalam bentuk lain, tetapi juga tidak langsung, yakni disimpan atau menjadi investasi di akhirat yang jauh lebih banyak dan besar karena Allah Maha Pemurah dan Mahakaya. Oleh karena itu, Rasulullah melarang kita dari meremehkan kebaikan, sekecil apa pun itu, atau sesederhana apa pun bentuknya, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum. Amal tersebut adalah bagian dari kebajikan.” HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Kita tidak akan tahu balasan kebaikan apa yang akan kita dapatkan ketika kita berbuat baik. Kita hanya perlu memperbanyaknya. Wallahu a’lam. JyGv.